Aku Pernah Kena Tebas Golok di Jalanan Jogja
Cerita ini terjadi sekitar tahun 2015, sekitar bulan Oktober di mana aku baru lulus kuliah dan tersesat mencari pekerjaan.
Pada suatu waktu dapatlah panggilan wawancara kerja di Jakarta. Aku memutuskan untuk berangkat sehari saja ke Jakarta untuk proses wawancara tersebut. Sebutlah berangkat malam kemudian pulang besok malamnya menggunakan kereta. Jadi berangkat dari Jogja jam 11 malam, kemudian perkiraan sampai Jogja kembali di hari lusa sekitar pukul 2 dini hari. Secara dari Stasiun Gambir sekitar pukul 6 sore. It's okay, sebagai anak nongkrong Jogja selama 5 tahun pulang malam, aman lah pulang jam segitu ke kos.
---------------
Anggaplah hari itu aku sukses wawancara kerja kemudian pulang ke Jogja dengan hati gembira akan mendapat pekerjaan segera. Sesampainya di Stasiun Tugu Jogja, seperti biasa aku parkir motor di Stasiun Tugu sehingga tidak perlu cari tumpangan. Ku panasin lah ya karena hampir 2 hari tidak menyala, sambil santai ngemut permen karet.
Kosku pada waktu itu di Taman Siswa, ke arah Selatan berarti, tapi apa daya perut lapar ini ingin menyantap Paket Panas McDonalds saat itu. Terlintaslah pikiran belok sedikit ke McD Sudirman untuk beli bungkus nanti makan di kos sambil nonton film hingga Subuh.
Starter dan cus dengan target McD Sudirman, jalanan sudah sepi dan dingin, jadi santai saja. Aku menuju arah Kridosono lalu belok ke Jl. Ahmad Jazuli yang banyak florist-florist. Terpikirku kalau lewat sini siang pasti semerbak dan asri.
Kesantaianku terhenti di depan Museum Sandi. Beberapa meter sebelum McD. Ada 4 orang laki-laki dan 2 orang perempuan sedang jalan di tengah jalan, aku lewat biasa saja, namun orang terakhir memberhentikanku.
"ngopo ngebut-ngebut, jalanmu dewe ta?" tanyanya sambil matikan motorku lewat kunci.
"mboten" iki ngopo
Sebagai anak teknik aku harus berpikir sistematis layaknya Conan Edogawa.
Dari aroma napas, dan mata merah nampaknya ia habis menikmati alkohol. Jalannya pun agak sempoyongan. Kemudian jika aku dilukai, tangan, aku masih bisa berlari, kalau kaki aku berusaha pakai tangan, kalau kepala, aku bisa lari sekuat mungkin. Sambil teriak pastinya. Kemudian yang terpikir paling dekat adalah Lab. Cito atau RS Bethesda.
Tak habis pikir, benar ia mengeluarkan Golok dari dalam jaketnya dan langsung menebaskannya ke arah kepalaku dari atas. Lalu kutangkis dengan tangan, terasa sangat sakit. Semua berlalu begitu cepat.
-----------
Teman-temannya yang berjalan duluan seketika balik dan berteriak, "Ojo Mas, Tenang"
-----------
Goloknya masih menempel ditanganku, kemudian ia arahkan ke leherku, kutangkis lagi dengan tangan yang sama.
-----------
Teman-temannya menghalaunya, dan mendesakku segera pergi, dia masih berusaha menebasku dengan goloknya.
Aku tancap gas posisi gigi 4, Subhanallah terasa tidak bergerak bergerak.
-----------
Akhirnya, aku sampai di McD, dengan sekujur tubuh keringat dingin dan menggigil. Paket Panas mungkin tidak bisa mengobatinya. McD sudah mau tutup, aku orderan terakhir, dengan memesan terbata-bata.
Kuperiksa tanganku, memar. Tampaknya ia lupa membuka sarung goloknya.
Kemudian ku duduk di kursi sampai diminta pergi oleh pegawai McD, dalam keadaan menggigil.
-----------
Sampai kosan pun menggigil, aku tidak bisa tidur hingga pagi, tidak ngapa-ngapain, hanya selimutan dalam keadaan menggigil.
Terpikir seandainya tadi begini seandainya tadi begitu. Aku sangat dekat dengan kematian.
-----------
Kusimpulkan, seaman-amannya Jogja, kalau pulang malam, lewat jalan besar saja.
Comments
Post a Comment